Ilmu ekonomi, sebagai salah satu cabang ilmu yang begitu dekat dengan kehidupan manusia, memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Alfred W. Stonier dan Douglas C. Hagues, dalam pemikirannya, membagi ilmu ekonomi menjadi berbagai sub-disiplin, salah satunya adalah ekonomi deskriptif. Sebelum kita menyelami lebih dalam tentang ekonomi deskriptif, mari kita memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi.
Ilmu ekonomi adalah disiplin ilmu yang mempelajari segala tingkah laku manusia yang memiliki tujuan dalam memperoleh dan mengelola sumber daya yang terbatas. Manusia, dalam konteks ini, menciptakan berbagai barang atau jasa alternatif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang sangat tidak terbatas.
Ekonomi Deskriptif: Mengurai Fakta Ekonomi
Ilmu ekonomi deskriptif, sebagaimana dijelaskan oleh Situs Universitas Pembangunan Jaya, merupakan cabang ilmu ekonomi yang bertujuan menjelaskan berbagai data yang mampu menggambarkan fakta ekonomi yang terjadi pada manusia. Dengan memahami ekonomi deskriptif, seseorang akan lebih mampu mengkaji dan menganalisis seluruh gambaran, kondisi, dan berbagai fakta yang terjadi dalam suatu kegiatan atau ruang lingkup perekonomian.
Penggunaan di Indonesia
Di Indonesia, ilmu ekonomi deskriptif seringkali menjadi andalan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menyediakan gambaran terkait kondisi ekonomi Indonesia baik secara makro maupun mikro. Penerapan ekonomi deskriptif menjadi kunci saat menghadapi krisis ekonomi tahun 1998, di mana analisis yang faktual dari berbagai data menjadi landasan untuk pemulihan.
Ciri dan Sifat Ekonomi Deskriptif
Berdasarkan pengertian di atas, ekonomi deskriptif memiliki ciri dan sifat yang nyata serta faktual. Ini tidak dapat direkayasa atau dibuat-buat. Penggambarannya dapat berupa grafik, kurva, atau bentuk penyajian lainnya, yang bertujuan agar masyarakat dapat memahami ekonomi suatu negara secara faktual.
Fungsi Utama
Fungsi utama ekonomi deskriptif adalah memberikan pemahaman yang faktual kepada masyarakat mengenai keadaan ekonomi suatu negara. Selain itu, cabang ilmu ini juga berperan dalam mendorong proses produksi dan menciptakan mekanisme distribusi yang lancar. Dengan kata lain, ekonomi deskriptif membantu mengorganisir individu dan memandu mereka melalui metode yang efektif.
Contoh Penerapan Ekonomi Deskriptif
1. Kondisi Ekonomi Amerika Setelah Perang Dunia ke-2
Setelah Perang Dunia II, Amerika menghadapi tantangan ekonomi yang besar. Sistem moneter internasional mengalami keterpurukan, merusak pasar bebas dan menurunkan volume perdagangan global. Untuk mengatasi hal ini, Amerika bersama Inggris mengambil langkah krusial dengan membentuk sistem Bretton Woods.
Proses evaluasi tidak hanya melibatkan Amerika, tapi juga Inggris. Melalui upaya bersama, sistem moneter dunia diperbaiki, memperbaiki perekonomian global. Pasca Perang Dunia II, Uni Soviet muncul sebagai kekuatan ekonomi yang dominan.
Baca juga : Menggali Lebih Dalam tentang Budaya Kerja Keras (Hustle Culture): Definisi, Ciri-Ciri, Penyebab, dan Dampak
2. Sistem Pertanian di Bali
Bali, selain sebagai tujuan wisata populer, juga memiliki kekayaan dalam sektor pertanian. Namun, pesatnya perkembangan pariwisata di Bali membawa dampak negatif pada sektor pertanian. Banyak lahan pertanian digunakan untuk akses jalan dan pengembangan objek wisata, mengurangi keaslian dan kealamian persawahan.
3. Kondisi Ekonomi Indonesia Tahun 70-an
Pada tahun 1970-an, Indonesia mencapai puncak kesuksesan ekonomi dengan fokus pada industri substitusi impor. Struktur proteksi industri menjadi tulang punggung perekonomian. Namun, di tahun 1980-an, kebijakan ini mulai mengalami perlambatan, mengakibatkan banting setir industri. Meski demikian, di era Orde Baru, kebijakan substitusi impor diubah besar-besaran, memperkuat perekonomian Indonesia.
4. Inflasi yang Meningkat di Tahun 1998
Krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1998. Rendahnya kepercayaan pasar dan masyarakat, ditambah dengan ketidakpastian politik, menciptakan efek bola salju krisis. Utang luar negeri yang membengkak dan cadangan devisa yang terbatas memperparah situasi. Dampaknya terasa di berbagai sektor industri dan perbankan.
5. Penetapan APBN Tahun 2019
Tahun 2019 mencatat penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan hasil positif. Angka kemiskinan menurun, target penerimaan perpajakan meningkat, dan rasio pajak mencapai 12,2%. Sri Mulyani, Menteri Keuangan, menjelaskan bahwa alokasi belanja Pemerintah Pusat digunakan untuk meningkatkan daya saing bangsa melalui peningkatan SDM, penguatan infrastruktur, dan efektivitas program perlindungan sosial.
Melalui contoh ekonomi deskriptif, kita dapat memahami bagaimana penerapan ekonomi deskriptif memainkan peran kunci dalam membentuk dan mengatasi tantangan ekonomi suatu negara.
Menggali Lebih Dalam: Ekonomi Deskriptif dalam Kehidupan Sehari-hari
Ekonomi deskriptif, sebuah konsep yang sangat dekat dengan keseharian kita, memberikan gambaran nyata tentang bagaimana berbagai aspek kehidupan terkait dengan ekonomi. Bukan hanya dalam skala besar, namun juga dalam hal-hal mikro seperti perekonomian rumah tangga atau organisasi pedesaan. Artikel ini akan membahas beberapa contoh nyata dari ekonomi deskriptif yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Ekonomi Mikro: Perekonomian Rumah Tangga
Dalam skala mikro, ekonomi deskriptif dapat ditemukan dalam kondisi perekonomian rumah tangga. Misalnya, perhitungan biaya rumah tangga selama satu bulan mencakup berbagai aspek seperti kebutuhan pokok, pendidikan, dan kesehatan. Ini mencerminkan realitas kehidupan sehari-hari di mana setiap keputusan keuangan memiliki dampak langsung pada kesejahteraan keluarga.
Baca Juga : Mengenal Binaural Beats: Definisi, Cara Kerja, dan Manfaat
Organisasi Pedesaan: Sebuah Tinjauan Ekonomi Deskriptif
Rapat desa atau pertemuan dengan takmir di pedesaan seringkali membahas perkembangan ekonomi desa. Dalam konteks ini, pendapatan asli desa dan perencanaan anggaran hidup para karyawan yang kos selama satu bulan menjadi contoh ekonomi deskriptif. Dengan melibatkan partisipasi masyarakat, organisasi pedesaan mencerminkan dinamika ekonomi lokal yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari penduduk desa.
Kenaikan Gaji UMR: Kasus Ekonomi Deskriptif Sederhana
Salah satu contoh paling sederhana dari ekonomi deskriptif yang dialami oleh banyak orang adalah kenaikan gaji Upah Minimum Regional (UMR). Kenaikan ini, yang terjadi setiap tahun, tidak hanya mempengaruhi pekerja secara individual tetapi juga memberikan gambaran tentang perubahan ekonomi secara lebih luas. Bahkan, masalah terkait laju inflasi di perusahaan dapat menjadi bagian dari fenomena ini.
Mengatasi Tantangan: Manajemen Keuangan dan Laju Inflasi
Masalah terkait laju inflasi di perusahaan dapat diatasi melalui manajemen keuangan yang efektif. Mencatat seluruh arus kas yang masuk dan melakukan pengelolaan keuangan dengan cermat menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi perusahaan. Ini mencerminkan pentingnya penerapan konsep ekonomi deskriptif dalam konteks manajemen bisnis.
Kesimpulan
Ekonomi deskriptif tidak hanya merupakan konsep teoritis tetapi juga mendalam ke dalam kehidupan sehari-hari. Dari perekonomian rumah tangga hingga organisasi pedesaan, dan dari kenaikan gaji UMR hingga manajemen keuangan perusahaan, semua ini adalah bagian integral dari dinamika ekonomi yang kita alami secara langsung. Dengan memahami dan mengaplikasikan konsep ini, kita dapat lebih baik mengelola aspek ekonomi dalam kehidupan sehari-hari kita.
Untuk kamu yang ingin berinvestasi crypto secara mudah, download PINTU sekarang! PT Pintu Kemana Saja dengan brand PINTU merupakan platform jual beli dan investasi aset crypto di Indonesia. Aplikasi PINTU berfokus pada tampilan aplikasi yang intuitif, mudah digunakan, dengan konten edukasi in-app, terutama bagi investor crypto baru dan kasual. Beli bitcoin indonesia di PINTU sekarang.