Ini adalah tanaman Cannabis Sativa. Lebih dikenal dengan mariyuana atau ganja. Ganja sering dilihat oleh masyarakat sebagai obat berbahaya yang dapat menyebabkan kecanduan, kerusakan otak bahkan mungkin kematian. Tapi, apa sebenarnya yang ada di dalam tanaman ini? Dan apa pengaruhnya bagi tubuh Anda? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita simak ulasan artikel ini.
Mengenal Tentang Tanaman Cannabis Sativa
Untuk memahami mariyuana, kita harus mulai dari awal. Yang kita kenal sebagai ganja sebenarnya adalah daun dan bunga dari tanaman Cannabis. Bagian-bagian ini menghasilkan berbagai bahan kimia yang dikenal sebagai Cannabinoids. Cannabinoid dari ganja yang paling sering digunakan adalah THC dan CBD. Singkatnya, THC membuat Anda “mabuk” sedangkan CBD tidak. Mari saya jelaskan.
Cannabinoids tidak hanya diproduksi oleh tanaman ganja. Mereka juga diproduksi secara alami oleh tubuh kita. Kanabinoid alami dalam tubuh kita mengaktifkan reseptor kanabinoid yang mengatur berbagai fungsi tubuh. Ada dua jenis reseptor cannabinoid. Yang pertama, CB1, mengatur aktivitas otak sedangkan yang kedua, CB2, mengatur sistem kekebalan tubuh. THC memengaruhi reseptor CB1 yang kemudian menghasilkan perasaan “tinggi”. Sebaliknya, CBD hanya mempengaruhi reseptor CB2 yang tidak mempengaruhi fungsi otak (tidak seperti reseptor CB1). Alhasil, CBD tidak membuat Anda merasa “mabuk”.
Dampak Buruk Ganja
Dalam jangka panjang, penggunaan ganja dapat menyebabkan kecanduan. Apalagi jika dimulai saat remaja. Kurang dari 9% dari semua orang yang telah mencoba ganja menjadi kecanduan. Mereka yang berada di bawah pengaruh ganja meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas sebesar 2x lipat. Risiko yang baru saja disebutkan terdengar familiar, bukan? Itu karena risiko yang sama juga terjadi pada orang yang mengonsumsi alkohol dan tembakau. Faktanya, dibandingkan dengan mariyuana, alkohol dan tembakau memiliki tingkat kecanduan yang jauh lebih tinggi. Sebanyak 13% dan 24% masing-masing untuk alkohol dan tembakau. Bagaimana untuk kecelakaan lalu lintas? Risiko kecelakaan meningkat 13 kali lipat jika seseorang menggunakan alkohol. Tentu saja, kami tidak mengatakan bahwa ganja bebas risiko.
Memang benar ganja dapat menyebabkan kecanduan dan dampak negatif lainnya pada tubuh Anda. Namun, aneh ketika zat lain yang lebih berbahaya tidak hanya legal, tetapi juga mudah dibeli dan diakses. Sebaliknya, ganja seringkali dilarang bahkan untuk penggunaan medis seperti terapi dan pengobatan. Bagaimana ganja dapat digunakan dalam terapi dan pengobatan? Padahal lebih dari 40 negara telah melegalkan penggunaan ganja secara medis. Maka pertanyaan yang muncul adalah: Obat apa ini? Dan seberapa aman untuk digunakan?
Untuk memudahkan pembahasan video kali ini, kita hanya akan membahas obat ganja yang legal dan disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA). Sampai saat ini, FDA telah menyetujui satu obat yang diekstraksi dari mariyuana dan dua yang mengandung senyawa sintetis yang menyerupai ganja. Mereka adalah: Epidiolex yang terbuat dari CBD murni, serta Dronabinol dan Nabilone yang mengandung THC sintetis.
Fungsi Zat Epidiolex, Dronabinol dan Nabilone
Epidiolex diekstraksi murni dari tanaman ganja dan digunakan untuk mengobati kejang akibat Sindrom Dravet dan Lennox-Gastaut, yang merupakan jenis epilepsi langka yang muncul pada usia muda. Penelitian telah menunjukkan bahwa Epidiolex efektif dalam mengurangi terjadinya kejang hingga 50%. FDA bahkan merekomendasikan penggunaan Epidiolex untuk anak-anak semuda usia 2 tahun. Sedangkan Dronabinol dan Nabilone bertujuan untuk mengobati penderita anoreksia dan mengurangi gejala mual dan muntah akibat kemoterapi. Penggunaan Dronabinol memiliki efektivitas jangka panjang untuk anoreksia, berbeda dengan obat lain yang efektivitasnya berkurang setelah 4 minggu. Dan Nabilone telah ditemukan untuk mengurangi keparahan mual akibat kemoterapi sebesar 77%.
Efek Samping
Kehadiran obat ini sangat penting. Karena mayoritas pasien yang membutuhkannya tidak memiliki alternatif atau tidak memiliki respon positif terhadap obat lain. Namun, tentu saja obat-obatan tersebut tidak lepas dari risikonya sendiri. Penggunaan Epidiolex dapat menyebabkan: sulit tidur, gangguan pencernaan, kelelahan, dan sakit perut. Sedangkan Dronabinol dan Nabilone dapat menyebabkan: kehilangan koordinasi, kecemasan meningkat, mual, pusing, dan lain-lain. Jadi apakah ini berarti kita harus melarang semua obat yang terbuat dari mariyuana? Tentu saja tidak, karena SEMUA obat memiliki efek samping dan resikonya masing-masing. Efek samping Epidiolex bahkan sama dengan efek samping parasetamol yang bisa Anda beli dengan mudah di toko.
Kesimpulan
Tentu saja, penggunaan ganja yang berlebihan dan tidak terkontrol memiliki resiko tersendiri. Namun, di sisi lain, penggunaan ganja yang aman dan terkendali telah terbukti membantu penderita penyakit kronis untuk menjalani hidup dengan lebih mudah. Dan dengan semua data yang kami miliki, sungguh aneh bahwa kami masih memilih untuk memandang ganja sebagai kejahatan. Faktanya, ganja tidak lebih dari tanaman dan cara kita menggunakannya yang menentukan apakah itu akan membahayakan atau membantu. Bagaimana menurutmu? Haruskah obat berbasis ganja diselidiki lebih lanjut?